Sunday, 12 November 2017

Laporan Pratikum Kerja Beton Sipil Politeknik | By : Evi Yanti

BAB I
PENDAHULUAN

Pekerjaan beton merupakan yang berhubungan dengan konstruksi bangunan.  Bangunan mempunyai peran  penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat mempengaruhi suasana hidup bagi setiap individu. Untuk mencapai hasil pembuatan beton yang diinginkan tidaklah gampang, karena pelaksanaan pembuatan dari suatu konstruksi tergantung dari pelaksanaan di lapangan.
Dalam melakukan praktek beton ini harus mengikuti prosedur kerja yang baik dan teratur, serta membaca dan mengikuti gambar kerja dengan teliti agar pekerjaan tersebut hasilnya baik, dalam hal ini diperlukan keterampilan yang tinggi dari pekerja dan juga pengetahuan-pengetahuan tentang bangunan.
Materi-materi yang akan dipraktekkan adalah sbb:
1.      Membuat beton decking/beton tahu
2.      Membuat pelat kebun
3.      Pembesian tulangan kolom
4.      Pembesian pelat lantai II
5.      Pembesian pondasi tapak
            Pada saat bekerja diharapkan memperhatikan keselamatan kerja:
1.      Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja.
2.      Memakai pakaian kerja yang lengkap.
3.      Konsentrasi pada pekerjaan.
4.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada tempatnya jika tidak digunakan lagi.
5.      Bertanya kepada instruktur jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.



BAB II
DASAR TEORI

2.1    TUJUAN
                  Pada akhir pelajaran setip mahasiswa diharapkan mampu dan dapat;
1)      Menerangkan pengertian dari beton
2)      Mengerti dan memahami hal – hal yang berhubungan dengan beton
3)      Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemakaian beton pada suatu konstruksi bangunan.

2.2    BETON
            1.2.1 Pengertian Beton
                  Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, air dan udara dengan komposisi sbb:
  • Semen Portland                       :     15 %
  • Agregat kasar dan halus          :     74 %
  • Air                                           :       8 %
  • Udara                                      :       3 %
Beton mampu menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik.

            Klasifikasi Beton
1)     Beton ringan ( 1200 – 2000 kg/m3 )
      Beton biasa ditambah dengan agregat tambahan seperti perlit, terak halus, batu apung, sabak, vermikulit, skali.
2)   Beton kerikil ( 2300 – 2400 kg/m3 )
      Beton biasa dengan tambahan seperti pasir, kerikil, pecahan batu.
3)   Beton berat ( 2500 kg/m3 )
      Beton berat dengan tambahan seperti batuan berat, bijih besi, buangan logam.
4)      Beton bertulang yaitubeton yang mengandung batang tulangan dan rencana berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya – gaya.
5)      Beton tak bertulang yaitu beton yang tidak mengandung batang tulangan.
6)      Beton prategang yaitu beton bertulang dimana didalamnya telah ditimbulkan tegangan – tegangan intern dengan nilai dan penbagian yang sedemikian rupa sehingga tegangan – tegangan akibat beban luar dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
7)      Beton pracetak yaitu bagian – bagian beton bertulang atau tak bertulang yang dicetak dalam kedudukan akhirnya didalam konstruksi.

      2.2.2 Bahan – bahan Beton
1)      Semen Portland atau PC sebagai bahan pengikat.
2)      Agregat halus harus terdiri dari dari butir – butir yang tajam dan kasar, disamping itu juga harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca seperti terik matahari. Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % dan harus terdiri dari beragam ukurannya.
3)      Agregat kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah, umumnya berdiameter lebih dari 5 mm. agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori dan tidak mengandung zat – zat relative alkali.
4)      Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, garam dan bahan – bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Jumlah air yang digunakan dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat.

2.2.3 Bahan Pembantu
1)      Water redukcer digunakan untuk memperbaiki workability, mempertinggi kuat tekan dan menstabilkan keawetan.
2)      Accelator digunakan untuk mempercepat proses hidrasi semen, perlambatan berlangsung 1 – 3 jam.
3)      Super plasticizer digunakan untuk menambah workability beton, mempertinggi kuat beton, dan membuat beton mampu memadat sendiri.
4)      Air entraining agent digunakan untuk mengontrol kadar udara dalam beton, menambah keawetan beton, mencegah terjadinya segregasi dan bleending serta menambah kerapatan air.
5)      Pikmen digunakan untuk memberi warna pada beton.

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian dari Beton
1)      Keuntungan
§  Dapat dibuat dalam segala bentuk konstruksi
§  Mampu memikul beban yang berat
§  Tahan terhadap temperature yang tinggi
§  Biaya pemeliharaan yang kecil
§  Tahan gempa dan tahan karat
2)      Kerugian
§  Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah
§  Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
§  Mempunyai berat yang sangat besar
§  Daya pantul suara yang besar

2.3         PEKERJAAN BETON
Pengadukan Beton
Pada saat pengadukan dilakukan,dalam penuangan bahan kerikil harus didahulukan kemudian diatasnya tuang pasir dan terakhir semen PC, dan selanjutnya diaduk tanpa air. Setelah adukan merata siram adukan dengan air hingga meresap dan aduk hingga airnya merata.
Pengangkutan Beton
Yaitu mengantarkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran.


Pengecoran
Pengecoran adalah menuang adukan beton kedalam bekistinghingga terisi penuh. Karena pengecoran merupakan salah satu factor yang menentukan mutu beton maka pelaksanaan pengecoran tidak boleh sembarangan. Pengecoran hendaknya dilakukan secepat mungkinsetelah pengadukan dan terisi penuh oleh adukan beton.
Pemadatan
Pemadatan bertujuan untuk memperkecil rongga – rongga udara didalam beton. Dengan cara ini bahan akan saling mengisi celah – celah yang kosong. Dengan pemadatan dapat meningkatkan sifat dari beton seperti kekuatan tekan, keawetan, kerapatan air dll.
Pembongkaran dilakukan setelah ± 28 hari, pada konstruksi tertentu dibongkar lebih awal yaitu pada konstruksi yang tidak tergantung seperti pondasi, kolom dll.
2.4         PEKERJAAN TULANGAN
Pemotongan
Berdasarkan daftar pembengkokan, panjang pasaran baja beton dipotong seekonomis mungkin dalam panjang tertentu. Persiapan untuk melakukan pemotongan sesuai dengan ukuran sebelum dipotong batang tulangan ditandai dengan kapur. Pemotongan dilakukan batang perbatang. Panjang yang dipotong adalah panjang total menurut daftar pembengkokan ditambah dengan panjang kait. Panjang pasaran tulangan adalah 6 m, 9 m, 12 m.
Kait
Jenis – jenis kait :
·           Kait penuh dengan panjang 4d atau 4dp
L =  a + 8d



§   Kait miring dengan panjang 5d atau 5dp
L = a + 8d


§   Kait tegak/lurus dengan panjang 5d atau 5dp
            ≥ 6d / ≥ 5 cm


  
dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter batang yang diprofilkan.
Penulangan : jumlah penulangan dalam komponen beton bertulang dari suatu struktur pemikul beton bertulang.
Penulangan memanjang adalah penulangan pada arah melintang dari unsur pemikul.
Tulangan utama adalah batang pada arah memikul dengan atau tanpa kait.
Tulangan utama bengkok adalah batang pada arah memikul dengan bengkokan keatas atau kebawah.
Tulangan tambahan adalah batang yang biasanyadipakai pada tempat tertentu untuk menerima tegangan local.
Tulangan penjarak adalah batang yang tidak pada arah utama/pemikul.
Sengkang/begel adalah batang melintang terutama pada balok dan kolom untuk mengatasi tegangan geser yang terjadi dan untuk mengikat tulangan utama.

Mengikat Baja Beton
Tipe pengikatan pada besi tulangan:
§   Pengikatatan silang, digunakan untuk menghubungkan batang – batang yang bersilangan.
§   Pengikatan sadel, digunakan untuk menghubungkan sengkang – sengakang dengan 4 batang tulangan.
§   Pengikatan rangkap/dobel, pengikatan ini lebih kuat.

         Pemasangan tulangan
Adapun hal – hal yang berhubungan dengan pemasangan tulangan :
§   Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan – bahan lain yang mengurangi daya lekat.
§   Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama penecoran tidak berubah tempatnya.
§   Perlu perhatian khusus terhadap ketepatan tabal penutup beton. Untuk itu tulangan dipasang dengan penahan jarak terbuat dari beton  dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan – penahan jarak dapat berbentuk blok – blok yang tinggi. Perlu juga diperhatikan ketepatan letak dari tulangan – tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan yang berbatasan.

TABEL PEMBESIAN

Jenis Ø (mm)
Berat nominal /satuan panjang
Polos
Deform
Kg/m
Kg/12m
P6
P8
P9
P10
P12
P14
D6
D8
D9
D10
D12
D14
0.222
0.395
0.499
0.617
0.888
1.210
2.66
4.74
5.99
7.40
10.66
14.52






BAB III
JOB

3.1 MEMBUAT BETON TAHU (DEKING)
3.1.1 Tujuan
1.    Untuk melindungi bagian tulangan dari pengaruh bahan kimia, fisika serta menjaga keawetan beton.
2.    Agar memiliki daya tahan yang lebih awet.
3.    Apabila campuran agregat mengelupas akan terlihat baik.

3.1.2 Peralatan yang digunakan


1.      Sekop
2.      Rol meter
3.      Pemadat
4.      Palu
5.      Paku
6.      Ruskam
7.      Gunting kawat
8.      Tang
9.      Ember



      3.1.3. Bahan yang digunakan


1.      Semen
2.      Pasir
3.      Air
4.      Plastik/kertas semen
5.      Kawat Ø 1mm panjang     20 – 25 cm
6.      Papan untuk membuat mal



      3.1.4 Langkah kerja
1.      Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
2.      Cari lokasi pekerjaan.
3.      Buat bekisting ukuran 60 x 60 x 2,5 cm menggunakan papan.
4.      Periksakan ukuran bekisting dan beri tanda pada bekisting., sesuai dengan ukuran beton deking.
5.      Letakkan bekisting diatas kertas semen atau plastic.
6.      Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran 20 cm sebanyak 144 buah kawat. Bentuk kawat tersebut dengan memutir kedua ujung kawat
7.      Lakukan pengayakan pasir.
8.      Campuran 1:2 (1 bagian semen dan 2 bagian pasir hingga homogen).
9.       Tuangkan  semen, pasir dan air dengan perhitungan volume beton tahu (deking).
10.  Adukan yang telah siap, dihitungkan pada cetakan yang telah dibuat serta diberi alas kantong semen yang telah dibasahi.
11.  Beton deking yang akan dibuat mempunyai ukuran penampang 5 x 5 cm.
12.  Ratakan permukaan beton dengan sendok semen.
13.  Biarkan hingga genangan air tidak tampak di atas permukaan adukan.
14.  Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm, berdasarkan tanda yang sudah diberikan sebelumnya.
15.  Masukan kawat kedalam adukan ¾ bagian tebal (panjang kawat yang telah di bentuk 20 cm )
16.  Biarkan adukan mengeras (± 1hari), setelah itu buka bekisting secara perlahan. Pisahkan beton satu per satu.



         Volume beton tahu (deking) :
Dik :
      P = 60 cm.
      L = 60 cm.
      T = 2,5 cm.
         Fas (factor air semen) = 0,5
         Factor gembur            = 1,85

Penyelesaian :
      Volume acuan : p x l x t
                               : 60 cm x 60 cm x 2,5 cm = 9000 cm3 = 9 liter.
      Perbandingan yang digunakan : 1 : 2.
      Maka,  volume acuan x factor gembur.
                        9  liter         x   1,85               = 16,65 liter.
      Volume semen :
                        Pc     :     1/3 x 16,65 liter = 5,55 liter.
                        Ps     :     2/3 x 16,65 liter = 11,1 liter.
                        Air    :     fas x volume semen.
                                       0,5 x 5,55 = 2,76 liter.

      Kontrol :
                        16,65 = pc + ps
                        16,65 = 5,55 + 11,1
                        16,65 = 16,65.


3.1.5 Gambar Kerja







Gambar kerja : Pembuatan Beton Tahu

3.2 MEMBUAT PELAT KEBUN
      3.2.1 Tujuan
1.      Memahami bagaimana membuat pembesian sederhana dan pengecoran beton penyanggah.
2.      Dapat mengaduk beton secara manual.
3.      Dapat membuat jaringan tulangan sederhana.
4.      Dapat membuat blok beton penyanggah.

      3.2.2 Peralatan yang digunakan


1.      Sekop
2.      Rol meter
3.      Jidar
4.      Pemadat
5.      Palu
6.      Paku
7.      Ruskam
8.      Gunting kawat
9.      Kakak tua
10.  Ember



      3.2.3 Bahan yang digunakan


1.      Semen
2.      Pasir
3.      Air
4.      Plastik/kertas semen
5.      Kawat Ø 1mm
6.      Papan untuk membuat mal
7.      Besi tulangan
8.      Beton tahu



      3.2.4 Langkah kerja
1.      Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.      Cari lokasi pekerjaan.
3.      Buat bekisting ukuran 78 x 60 x 7 cm.
4.      Bekisting harus disiram air, sebelum dituangi adukan beton.
5.      Periksa keadaan bekisting dan letakkan bekisting diatas kertas semen / plastic.
6.      Buatlah jaringan tulangan sederhana.
7.      Letakkan jaringan tulangan pada bekisting dan ikatan beton deking dibagian bawah jaringan tulangan.
8.      Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya. Homogenitas pencampuran bahan dapat dilihat dari warna adukan yang sama.
9.      Masukkan beton kedalam bekisting dan padatkan dengan menggunakan kayu pemadat.
10.  Ratakan permukaan beton dengan sendok semen atau ruskam.
11.  Biarkan adukan mengeras sambil di siram beton menggunakan air.
12.  Saat beton mulai mengeras buka bagian beton tersebut dari bekisting.



         Volume pelat kebun :
Dik  :
P : 78 cm.
L : 60 cm.
T : 7 cm.
Fas (factor air semen) = 0.5
Factor gembur             = 1.85
Penye :
            Volume acuan : p x l x t
                  : 60 cm x 78 cm x 7 cm = 32760 cm3 = 32.76 liter.
            Perbandingan yang digunakan : 1 : 2 : 3.
            Maka,  volume acuan x factor gembur
                                    32,76  liter x 1,85                 = 60,61 liter
            volume semen :
                                    pc     :     1/6 x 60,61 liter = 10,10 liter
                                    ps      :     2/6 x 60,61 liter = 20,20 liter
                                    kr      :     3/6 x 60,61 liter = 30,30 liter
                                    air     :     fas x volume semen.
                                                   0.5  x  10,10        = 5,05 liter.

            Kontrol :
                                    60,61 = pc + ps + pk.
                                    60,61 = 10,10+ 20,20 + 30,30
                                    60,61 = 60,61






3.2.5    Gambar Kerja


Gambar kerja : Pembuatan Plat Kebun


3.3 PEMBESIAN TULANGAN KOLOM
      3.3.1 Tujuan
1.      Dapat membuat pembesian tulangan kolom.
2.      Dapat memasang tulangan kolom dengan benar.
3.      Dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dengan tepat.
4.      Dapat merangkai tulangan kolom dan balok.

3.3.2 Peralatan yang digunakan
1.      Rol meter
2.      Kakak tua
3.      Gunting kawat
4.      Bending
5.      Tang

3.3.3 Bahan yang digunakan
1.      Besi Ø 10 mm 2 btg
2.      Besi Ø 6 mm 2 btg
3.      Kawat Ø 1mm
4.      Beton tahu

3.3.4 Langkah kerja
1.      Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.      Lakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3.      Bengkokan tulangan yang telah dibuat dirangkai dengan meletakkan tulangan utama pada posisi horizontal.
4.      Kemudian masukkan begel pada tulangan pokok.
5.      Atur begel dengan jarak 15 cm dan ikat dengan kawat Ø 1 mm pada tulangan pokoknya, ikatkan pula beton tahu pada tulangan.


3.3.5    Gambar Kerja



Detail tulangan kolom



3.4 PEMBESIAN PELAT LANTAI
      3.4.1 Tujuan
1.      Dapat menyusun jarak pembesian pelat lantai II dengan tepat dan benar.
2.      Dapat merangkai jaringan tulangan pelat lantai II.
3.      Dapat menghitung kebutuhan tulangan pelat lantai II dengan tepat.
3.4.2 Peralatan yang digunakan
1.      Rol meter
2.      Kakak tua
3.      Gunting kawat
4.      Bending
5.      Tang
      3.4.3 Bahan yang digunakan
1.      Besi Ø 10 mm
2.      Besi Ø 8 mm
3.      Kawat Ø 1mm
4.      Beton tahu
            5.   Kapur tulis
      3.4.4 Langkah kerja
1.      Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.      Lakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3.      Rangkailah tulangan seperti pada gambar job sheet dan ikatlah dengan kawat.
4.      Ikatkan beton tahu pada jaringan tulangan





Gambar kerja : Pembuatan Tulangan Pada Kolom





BAB IV
PENUTUP

4.1         Simpulan
Setelah melakukan praktek selama 6 hari di bengkel, penulis menyimpulkan bahwa :
1)        Dengan adanya praktek Kerja Beton I  ini, maka mahasiswa telah dapat mengetahui hal – hal mengenai pekerjaan maupun teori – teori dalam pekerjaan beton diantaranya adalah job – job yang telah dilaksanakan praktek kerja beton dan dapat menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan beton.
2)        Kita harus dapat membaca gambar kerja dengan teliti dimana gambar kerja itu akan dilaksanakan untuk pembuatan suatu konstruksi.

4.2         Saran

Dalam penyusunan laporan praktek kerja beton ini tentu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi membangun kesempurnaannya. Dan penulis juga berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan generasi – generasi yang akan datang. 

0 komentar:

Post a Comment